Jumat, 02 November 2012

Objek Wisata Kab. Buol Lebih Dikenal di Situs WIKIPEDIA

Lagi iseng cari tempat objek wisata di Indonesia, Akhirnya dapat juga Muncul seluruh objek wisata yang ada di seluruh Indonesia salah satunya dari Sulawesi Tengah,
Tak tanggung2 di dalamnya Obejk wisata Kabupaten Buol yang berada di Posisi teratas
Yaitu Pasir Putih Paleleh dan Batu Susun Pantai Lakea tidak hanya itu saja hanya Pasir Putih Paleleh saja yang punya keteranganya
Berikut Objek Wisata tersebut

SULAWESI TENGAH
  • Pasir Putih Paleleh
Salah satu objek wisata terkenal di kabupaten buol adalah Deretan beberapa Pulau yang terletak di desa Paleleh kecamatan Paleleh yang dapat di jangkau dengan menggunakan Speed Boat atau Jenis Perahu nelayan lainnya. Keindahan Pantai Pulau ini sangat indah dengan landmark yang khas berupa batuan dengan karang yang indah, berjarak kurang lebih 105 km dari kota Buol, Sulawesi Tengah. Kota Buol sendiri berjarak sekitar 600 km dari Palu dan Manado, Karena lokasinya yang cukup jauh ini maka pantai ini belum banyak dikunjungi para wisatawan, apalagi promosi wisata yang dilakukan masih sangat kurang. Keindahan pasir putih akan semakin memikat ketika laut surut. Untuk menuju lokasi ini dapat menggunakan kendaraan roda dua atau empat dari kota Buol yang memakan waktu kurang lebih 4 jam. Untuk mencapai Kota Buol dapat dilakukan melalui beberapa alternative rute perjalanan, melalui perhubungan udara ke bandara Pogogul dengan pesawat Merpati sekali seminggu dari Manado, Gorontalo atau Palu.
Sumbernya dari situs terkemuka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tempat_pariwisata_di_Indonesia#Sulawesi_Tengah
sesuatu yang kurang kita sadari

Kamis, 01 November 2012

Profil Kabupaten Buol

Profil Kabupaten Buol



Wilayah Buol merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah yang beribukota di Lipunoto, secara geografis terletak di 0,35o- 1,20o LU dan antara120,12o- 122,09o BT. Daerah ini berbatasan dengan Laut sulawesi sekaligus berbatasn dengan Negara Philipina di utara, Kabupaten Toli-toli dan Kabupetn Parimo di selatan, Kabupetn gorontalo di Provinsi Gorontalo di timur, Kabupaten Tolitoli di barat. Luas wilayah daerah ini adalah 4.043, 57 Km2.

Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi 9 Kecamatan, 98 Desa, dan 4 Kelurahan. Daerah ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain di sektor pertanian dengan hasil pertanian yang utama berupa bahan tanaman makanan yang meliputi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, kedele untuk hasil perkebunan komoditi yanng dihasilkan didaerah ini berupa kelapa dalam, cengkeh, kakao, jambu mete, lada, kopi robusta. Dari komoditi perkebunan ini kelapa sawit menjadi komoditas unggulan, minyak goreng yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dengan kandungan asam lemak yang rendah, perusahan kelapa sawit ini selain menyediakan lapangan usaha dengan menyerap tenaga kerja, pengolahan perkebunan kelpa sawit ini juga membeerikan pemasukan bagi kas Kabupaten.

Selain dari pertanian, Kabupaten Boul jiga memiliki potensi pertambangan terdapat potensi tambang emas, bijih besi, batu bara, pasir kuarsa, dan gas. Dari hasil pertanian dan perkebunan ini berdampak besar juga terhadap perdagangan. Perdagangan menjadi tumpuan mata pencaharian penduduk setelah pertanian. keberadaan infrastruktur berupa jalan darat yang memadai akan lebih memudahkan para pedagang untuk berinteraksi sehingga memperlancar baik arus barang maupun jasa, daerah ini juga telah memiliki Bandara Pogugol yang terletak di Boul, Dua buah Pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Paleleh dan Pelabuhan Lokodidi, serta terdapat berbagai sarana dan prasarana pendukung diantaranya sarana pembangkit tenaga listrik, air bersih, gas dan jaringan telekomunikasi.


Sumber Data:
Sulawesi Tengah Dalam Angka 2006 / 2007
(01-9-2007)
BPS Provinsi Sulawesi Tengah
Jl. Prof. Moh. Yamin No. 48, Palu 94114
Telp (0451) 483610, 483611
Fax (0451) 483612


Sumber :
http://regionalinvestment.com/sipid/id/displayprofil.php?ia=7207

Sumber Gambar:
http://www.cyberdharma.net/v2/index.php/cybernews.html%3Fstart
http://www.palu.bpk.go.id/?page_id=294

Rabu, 31 Oktober 2012

Persbul Buol Siap Ikuti Babak Play Off

Persbul Buol Siap Ikuti Babak Play Off

Rizki Daniarto - Jakarta



Persbul Buol Siap Ikuti Babak Play Off


Persiapan untuk menghadapi Babak Play Off terus dilakukan oleh Persbul Buol. Bahkan tim asuhan Kamaludin ini secara rutin menggelar latihan meski kompetisi Divisi Utama 2011-2012 telah usai. Latihan ini dilakukan dalam rangka persiapan untuk Babak Play Off yang rencananya akan digelar pada 29 September-3 Oktober 2012 mendatang.
Babak Play Off ini akan mempertandingkan tiga tim yang berada di peringkat kedua masing-masing grup Divisi Utama dan peringkat ke-11 Indonesian Premier League (IPL). Persbul Buol sendiri merupakan wakil dari Divisi Utama Grup 3. Klub ini akan bertarung bersama-sama PSLS Lhokseumawe (Grup 1), PSIR Rembang (Grup 2), dan Bontang FC (peringkat 11 IPL).
“Kami sebenarnya terus melakukan latihan. Kami juga siap untuk ikut Babak Play Off,” ujar Sekretaris Persbul Buol Iskandar A Nouk. Menurut Iskandar, timnya memang sudah berkoordinasi dengan tim-tim lain yang akan mengikuti babak ini. Timnya juga siap apabila pertandingan dihelat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. “Kami juga siap bila ada perubahan jadwal bila ada permintaan dari teman-teman klub lain,” imbuh Iskandar.
Menurutnya, timnya memang terus melakukan latihan rutin karena sesuai kontrak para pemain harus menyelesaikan pertandingan hingga akhir musim. “Dalam kontrak para pemain memang tidak disebutkan berakhir bulan apa, tapi akhir musim. Nah, karena Babak Play Off masih belum digelar, ya mereka harus tetap bermain untuk Persbul Buol,” jelasnya. Hanya saja dua pemain asing Persbul Buol, yakni Zou Bai Rou Darda dan Jorge Alberto Paredes tidak ikut latihan karena pulang ke negaranya masing-masing.(*) 

Kunjungan Bupati Buol ke Perwakilan BPKP Sulteng


Kunjungan Bupati Buol ke Perwakilan BPKP Sulteng 

Bupati Buol, dr. H.Amiruddin Rauf, SP.Og, MSi. berkunjung ke Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah untuk meminta arahan dari Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, Sihar Panjaitan terkait Tata Kelola Pengelolaan Keuangan Daerah.



Dalam rangka persiapan pelantikan Bupati Buol bulan Oktober 2012, pada tanggal 3 Agustus 2012 pukul 15.00 WITA, Bupati Buol Terpilih periode 2012-2017 dr H.Amiruddin Rauf, SP.Og, MSi. yang akrab disapa dr. Rudi (mantan Direktur Rumah Sakit Undata Provinsi Sulawesi Tengah), yang menggantikan Bupati Buol yang lama Amran Batalipu (telah ditetapkan oleh KPK sebagai Tersangka), berkunjung ke Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah untuk meminta arahan dari Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, Sihar Panjaitan terkait Tata Kelola Pengelolaan Keuangan Daerah.
Bupati Buol terpilih Amiruddin Rauf, memenangkan Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Buol yang digelar pada tanggal 4 Juli 2012 lalu dengan perolehan suara sebanyak 36.436 suara atau 48,77 persen yang mengalahkan petahana Amran Batalipu perolehan 29.755 suara 39,83 persen yang kini ditahan KPK terkait kasus suap perizinan hak guna usaha dengan lahan kelapa sawit.
 
Dengan terpilih sebagai Bupati Buol, Rudi mendapatkan tanggung jawab untuk mengelola keuangan daerah sesuai dengan prinsip good government dan membenahi area yang menjadi kelemahan pengelolaan keuangan daerah pada Pemerintah Kabupaten Buol.
 
Kaper BPKP Sulteng bersedia membantu Pemerintah Kabupaten Buol dengan syarat Bupati Buol harus berkomiten untuk melakukan Good Government melalui Wilayah Tertib Administrasi (WTA) menuju Wilayah Bebas Korupsi. Bila demikian, Perwakilan BPKP Sulteng siap mendukung untuk mem-breefing Bupati/Wakil Bupati Buol dalam waktu dekat ini, melalui perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pertanggungjawaban anggaran.
 
(Humas BPKP Sulteng)

Gubernur Minta Semua Elemen Dukung Bupati Buol

Gubernur Minta Semua Elemen Dukung Bupati Buol

** Amirudin Rauf dan Syamsudin Koloi Dilantik

AWAL LANTIK: Amirudin Rauf dan Syamsudin Koloi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Buol oleh Gubernur Sulteng Longki Djanggola yang ditandai dengan penyematan tanda jabatan.
BUOL - Atas nama Presiden RI, Rabu kemarin (10/10) Gubernur Sulawesi Tengah Drs H Longki Djanggola MSi, secara resmi melantik Bupati dan Wakil Bupati Buol periode 2012-2017, dr Amirudin Rauf dan DR Syamsudin Koloi. Pelantikan dilaksanakan pada rapat paripurna istimewa di gedung DPRD Buol. Pelantikan ditandai dengan pembukaan sidang paripurna istimewa oleh Ketua DPRD Buol, Abdullah Batalipu. Gubernur Longki Djanggola saat menyampaikan sambutan, meminta kepada bupati dan wakil bupati yang baru saja dilantik, menyikapi secara baik arif dan bijak terhadap seluruh proses pembangunan di Kabupaten Buol saat ini. “Saya berharap sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan daerah lebih ditata lagi, dengan meninggalkan praktik-praktik manajeman yang kurang baik. Mempertahankan dan mengembangkan yang telah baik dan sekaligus mencari dan menemukan format yang lebih baik. Itu yang diimplementasikan di masa akan datang,” pinta orang nomor satu Sulteng itu. Demikian terhadap jajaran birokrasi pemerintahan di Kabupaten Buol, serta pemerintah pusat yang ada di daerah dan seluruh elemen masyarakat, Gubernur Longki berharap agar dapat mendukung sepenuhnya bupati dan wakil bupati Buol yang baru saja dilantik, dalam menjalankan roda pemerintahan. “Dengan turut aktif, merasa memiliki serta gigih bersama memperjuangkan dan mewujudkan visi dan misi daerah, dengan menjabarkan dalam program kerja pembangunan di daerah yang kita cintai bersama ini,’’ kata gubernur. Diakui gubernur, umumnya wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah, memiliki potensi sumber daya alam yang relatif besar. Namun fenomena objektif menunjukan belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Baik dengan masih adanya persoalan mendasar, yang antara lain menyangkut kondisi dan kesejahteraan dan kualitas sumberdaya manusia yang masih relatif rendah. Selain itu, masih ada indikasi kerentanan ketahanan ekonomi daerah, infrastruktur yang belum mantap dan jauh dari memadai, terbatasnya kemampuan kelembagaan pemerintah daerah dan kelembagaan masyarakat. Kondisi ketentraman dan ketertiban masyarakat yang harus terus ditingkatkan, namun mengingat tujuan utama pemerintahan yang demokratis, di era otonomi daerah lebih dimaksudkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Maka tidak ada pilihan lain, kecuali segera ada langkah konkret kita bersama untuk berusaha tidak tertinggal, dengan meniadakan ketimpangan pembangunan di segala sektor. Melakukan lompatan-lompatan dalam kesetaraan daerah, sehingga diharapkan paling tidak di tahun 2020, kita dapat bersama sejajar dengan pemerintah daerah, maju melalui sektor agribisnis dan kelautan dengan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing,’’ harap Longki. Dipahami bersama lanjut gubernur, dalam upaya mewujudkan kejahteraan serta kemakmuran yang dibangun melalui kehidupan berdemokrasi politik, masyarakat berbangsa dan bernegara, tidak semudah membalikan telapak tangan. Perlu waktu dan proses, namun sebaiknya dalam waktu yang singkat penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, sudah harus mampu berjalan secara lebih berdayaguna dan berhasilguna. Oleh karena itu, kata gubernur pemerintah Kabupaten Buol, perlu segera menerapkan prinsip pengelolaan tata pemerintahan yang baik. Harus profesional, transparan, akuntabel, berkeadilan, efesien, dan efektif serta bermartabat dengan mengaktualisasikan fungsi-fungsi manajemen pemerintahan dan pembangunan. ‘’Untuk itu, saya minta agar Bupati dan wakil Bupati Buol dalam melaksanakan tugas dapat secara sungguh-sungguh memperhatikan terhadap beberapa hal, sebagai daerah otonom Buol memiliki kewenangan untuk menggali potensi sumberdaya alam dan potensi sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan sendiri untuk penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan daerah ini,’’ kata gubernur. Ketergantungan terhadap pemerintah pusat, harus diimbangi dengan peningkatan PAD. Sehingga dengan kemampuan menggali potensi-potensi tersebut akan dapat memberikan kontribusi bagi PAD yang secara bertahap dapat benar-benar menjadi bagian dari sumber keuangan yang utama. ’’Dengan kemampuan menggali potensi yang ada, saya yakin daerah ini akan mampu lebih memacu pembangunan dimasa yang akan datang,’’ ungkap gubernur. Masih kata gubernur, penguatan daerah memerlukan sikap inovatif dan kreatif dari aparatur yang kapabel, berkualitas, handal, berkinerja baik, serta mampu bedisain dan melaksanakan semua program pembangunan daerah secara terintegrasi, efesien dan efektif. Untuk itu, pengembangan kapasitas aparat, gubernur meminta pemerintah kabupaten Buol dapat mempersiapkan bina aparatur dengan mengikutkan dalam berbagai pelatihan, baik secra formal, fungsional maupun struktural. Dalam proses pelantikan, usai pengambilan sumpah jabatan dan penyematan tanda jabatan, dilaksanakan penyerahan bantuan dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) sebesar Rp6 miliar lebih, yang berbentuk bantuan peningkatan infrastruktur, bantuan infrastruktur dan prasarana kelembagaan dan sosial masyarakat serta bantuan alokasi khusus. Bantuan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang terdiri dari program tugas pembantuan sebesar Rp13 miliar lebih, yang terdiri dari program pembangunan kawasan transmigrasi sebesar Rp10 miliar lebih, program pengembangan masyarakat kawasan transmigrasi sebesar Rp2,2 miliar lebih serta penempatan perluasan kesempatan kerja sebesar Rp794 juta. Selain itu, bantuan untuk masyarakat transmigrasi di wilayah Kecamatan Buka dan Kiloan berupa bantuan rehabilitasi sarana fasilitas umum dan sosial sebesar Rp200 juta, dan bantuna pengembangan usaha di pemukiman transmigrasi yang di antaranya terdiri dari hand tractor, perontok padi. Penyerahan bantuan diserahkan Menteri PDT Ir Helmy Faisal Zaini. (awl) Gubernur///// Menteri PDT Serahkan Bantuan di Buol

Menteri Dan Gubernur Hadiri Pelantikan Bupati Buol

Menteri Dan Gubernur Hadiri Pelantikan Bupati Buol

Palu (ANTARA) - Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faisal Zaini bersama Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola direncanakan menghadiri pelantikan Bupati Buol terpilih Amiruddin Rauf/Syamsuddin Koloi yang akan berlangsung Rabu (10/10).
Menteri bersama Gubernur dan rombongan, Selasa siang akan bertolak ke Buol menggunakan pesawat reguler.
"Sekarang sudah di bandara. Rencana siang ini rombongan menteri singgah di Tolitoli karena pak Menteri akan menyerahkan sejumlah bantuan kepada Pemda Tolitoli," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Andi Syahrul Yotolemba, di Kota Palu, Selasa.
Syahrul mengatakan, selepas makan siang, menteri bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke Buol melalui darat, sebab pelantikan akan berlangsung Rabu pagi.
Amiruddin Rauf/Syamsuddin Koloi akan dilantik oleh Gubernur Longki Djanggola atas nama Menteri Dalam Negeri.
Amiruddin/Syamsuddin menggantikan bupati sebelumnya Amran Batalipu yang kini sedang diproses hukum atas tuduhan menerima suap dari perusahaan perkebunan sawit di daerah itu.
Amiruddin/Syamsuddin terpilih melalui Pilkada Buol 4 Juli 2012 dengan memperoleh 36.436 suara atau 48,77 persen dari 74.704 partisipasi pemilih. Sementara Amran Batalipu yang berpasangan dengan Machmud Baculu memperoleh 29.755 suara atau 39,83 persen. Pasangan yang diusung Partai Golkar dan PKPB tersebut berada di urutan kedua dari empat pasangan calon.
Dua pasangan lainnya yakni Ramli Kadadia/Abdilah Bandung memperoleh 5.353 suara atau 7,17 persen. Serta urutan keempat pasangan Syahril Pusadan/Ahmad Andi Makka sebanyak 2.348 atau 3,14 persen.
Sementara itu, Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulawesi Tengah Zainal Daud yang ikut mendampingi Menteri PDT Helmy Faisal mengatakan, kehadiran menteri dari PKB tersebut untuk memberikan dukungan kepada Bupati Buol terpilih yang juga diusung oleh PKB bersama partai koalisi lainnya.
"Pak menteri juga akan menyerahkan bantuan kepada pemerintah Kabupaten Buol khususnya di sektor pertanian," tuturnya.
Zainal mengatakan, Buol sebagai salah satu daerah tertinggal di Sulawesi Tengah, akan terus mendapat perhatian dari pemerintah pusat agar daerah itu bisa bangkit dari ketertinggalan.(rr)

KTM Buol Belum Kantongi Izin Amdal



 
 
 
KTM Buol Belum Kantongi Izin Amdal

PEKERJAAN jembatan tepat di depan pintu gerbang masuk ke lokasi KTM. Terlihat lahan yang gundul akibat pembabatan hutan. FOTO: SYARIF/MS

BUOL, MERCUSUAR – Mega proyek Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kecamatan Tiloan Kabupaten Buol ternyata belum mengantongi izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buol Ir Said Gontjeng yang ditemui usai menghadiri kegiatan peresmian rumah dinas Kejaksaan Negeri Buol, Selasa (3/11) membenarkan hal tersebut. “Setahu saya belum ada, sebab sayakan baru dua bulan di BLH, tapi coba tanya ke Pak Taufik dia yang tangani itu,” kata Said Gontjeng.
Taufik, yang membidangi perizinan pada kantor BLH juga membenarkan bahwa pekerjaan proyek KTM yang saat ini sudah dimulakan itu memang belum memiliki amdal. Bupati Buol Amran Batalipu mengatakan, pihaknya saat ini masih sedang mengurus perizinan amdal tersebut. Dari 120 hektar luas lahan KTM, sejauh ini 20 hektar lahan sedang dikerjakan pemerintah provinsi (pemprov) untuk pengerukan harian.
Sedangkan pekerjaan lanjutan akan ditangani langsung Pemkab Buol pada tahun 2010.
Menurut Amran, bila penanganan terus ditangani pemprov, kendala yang akan dihadapi terlalu banyak. Selain itu, pengambilalihan penanganan pekerjaan oleh Pemkab karena objek lokasi yang berada di Kabupaten Buol.
”Kalau yang urus provinsi, kemungkinan dalam proses pengurusan seperti amdal nanti akan lambat, untuk sekarang ini saya lagi berjuang terus agar proyek ini
ditangani kabupaten. Supaya kita tahu apa kekurangannya,” kata Amran.
Belum juga diperoleh keterangan total anggaran untuk KTM tersebut termasuk desain KTM.
Sedangkan terkait keberadaan proyek KTM itu, pemkab berencana dalam waktu dekat bakal menggelar seminar. Dalam seminar tersebut banyak hal yang akan dibahas, termasuk soal dampak lingkungan dari pembangunan KTM.
Untuk KTM Tiloan, izinnya sebanyak tiga jenis, masing-masing izin perumahan yang ditempati warga, izin pembangunan jalan dan izin pembangunan perkantoran.
Pantauan Mercusuar di lokasi KTM di Kecamatan Tiloan, Sabtu (31/10) terlihat sekian hektar hutan di lokasi tersebut gundul akibat adanya penebangan pembukaan lokasi.RIF

Kesan Lain Saat Sosialisasi REDD+ di Buol – Sulawesi Tengah

Kesan Lain Saat Sosialisasi REDD+ di Buol – Sulawesi Tengah


Setelah disibukan dengan beberapa pekerjaan di dunia nyata, baru kini dapat berselancar kembali di dunia maya untuk menyapa para sobat blogger yang baik. Akhir-akhir ini, saya melaksanakan tugas di luar kota dalam rangka sosialisasi awal dan pengumpulan data guna penetapan kabupaten prioritas lokasi demonstration activities REDD+. Karena ini, lebih dari satu minggu saya tidak meng-update postingan blog.
Kegiatan sosialisasi dan pengumpulan data merupakan salah satu rangkaian dari program penyiapan implementasi REDD+ di Provinsi Sulawesi Tengah, untuk memilih lima kabupaten sebagai lokasi pilot. Kegiatan ini diantaranya dilakukan di Kabupaten Buol, salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi tengah yang terletak kurang lebih 806 km dari kota Palu.
REDD+ (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation plus) merupakan mekanisme pemberian insentif dari negara maju ke negara berkembang apabila negara berkembang mampu menurunkan emisi gas rumah kaca (karbon). Sosialisasi tentang mekanisme REDD+ disambut baik oleh pemerintah Kabupaten Buol. Melalui surat resmi, Bupati Buol menyatakan berminat untuk menjadi kabupaten pilot REDD+ di Provinsi Sulawesi Tengah.
Disamping kesan positif atas sambutan hangat pemerintah Kabupaten Buol sehingga pelaksanaan sosialisasi dan pengambilan data terlaksana dengan lancar, kesan lain adalah seperti halnya setiap kali saya mendapat tugas luar ke kabupaten, yaitu kesan atas pemandangan di sepanjang perjalanan. Oleh karena itu, tulisan ini tidak membicarakan tentang materi sosialisasi ataupun skema REDD+ yang agak njelimet, melainkan tulisan tentang ungkapan pengalaman dan kesan saya di sepanjang perjalanan pergi dan pulang antara Kota Palu dengan Kabupaten Buol.
Untuk menuju Kabupaten Buol, sebenarnya dapat ditempuh melalui transportasi udara, dengan pesawat seperti type Cassa. Namun, saya bersama anggota tim menempuh perjalanan lewat darat. Disamping pertimbangan yang agak konyol karena takut naik pesawat berukuran kecil, juga karena pengen lihat pemandangan sekitar perjalanan. Alasan lain dari salah satu anggota tim, karena ingin mampir silaturrahmi ke rumah mertuanya yang ada di Kabupaten Tolitoli, salah satu kabupaten yang dilalui dalam perjalanan dan terletak sebelum Kabupaten Buol.
Perjalanan antara Kota Palu dengan Kabupaten Buol kurang lebih memakan waktu lima belas jam. Dengan kondisi jalan tidak seperti jalan Pantura  di Jawa yang luas dan lurus, perjalanan menuju Kabupaten Buol ditempuh dengan melewati pinggiran pantai dan perbukitan sehingga lebih banyak jalan yang berkelak-kelok. Orang yang baru datang ke Sulawesi Tengah, biasanya akan kaget atau bahkan mabuk perjalanan saat mendapati jalan yang berkelak-kelok seperti ular. Saat pergi pun, saya sempat masuk angin karena sebelumnya saya dalam kondisi kurang fit. Tapi nggak lama, setelah istirahat di salah satu warung untuk minum kopi, masuk angin hilang dan perjalanan dilanjutkan kembali.
Kondisi jalan berkelak-kelok karena banyak melewati pinggiran pantai dan perbukitan bahkan pegunungan menjadi tidak terasa, karena pemandangan di sekitar perjalanan sangat indah. Pemandangan indah yang banyak dijumpai diantaranya adalah hutan pantai dengan tumbuhan paling umum adalah mangrove, yang dapat mentolelir air asin dan tanah bergaram. Hutan pantai menjadi habitat bagi berbagai jenis serangga, hewan dan tempat bersarang berbagai burung. Semak rerumputan dan tanaman merambat pantai memiliki akar serabut yang dapat menahan pasir pantai sehingga terlindung dari erosi oleh ombak dan arus air laut.
Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya kami mengagumi keindahan alam. Sopir yang mengendarai mobil yang kami sewa, berkali-kali mengatakan “mestinya danau yang indah, laut yang indah, pantai yang indah, hutan yang indah dan alam lainnya yang indah ini dikelola, agar banyak dikunjungi wisatawan  dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal”.
Untuk urusan makan atau sekedar minum kopi, pada perjalanan menuju Kabupaten Buol banyak dijumpai warung-warung makan di pinggir pantai yang menyediakan ikan bakar segar dengan harga yang murah. Foto di bawah ini, merupakan salah satu warung makan ikan bakar di pinggir pantai Pesik, Tolitoli, yang sempat saya potret dari sisi belakang.
Sulawesi Tengah memang benar-benar kaya akan sumberdaya laut. Saat singgah di rumah mertua salah satu anggota tim, di Kota Tolitoli, kami dan tuan rumah bersama-sama bakar ikan. Di sini kami makan ikan sepuas-puasnya, teman-teman yang terbiasa makan ikan sampai bisa menghabiskan dua puluh ekor, yang dimakan tanpa nasi.
Kesan lainnya adalah beberapa warung di perjalanan menjual buah durian dengan harga yang cukup murah. Kebetulan saat kami ke sana bertepatan dengan musim durian. Dua kali kami singgah di warung di pinggir jalan untuk makan durian. Karena kebanyakan makan durian, seorang teman merasakan tegang di lehernya. Durian memang enak, kalo saja tidak ingat bahaya kolesterol, sayapun pengennya makan terus. “mumpung murah, hehehe…”.
Kabupaten Buol merupakan daerah berkembang, dengan wilayah membentang dari arah Barat ke Timur dan melebar dari arah Utara ke Selatan. Dilihat dari posisinya, Kabupaten Buol terletak di bagian paling utara Sulawesi yang merupakan jalur strategis yang menghubungkan Gorontalo dengan Sulawesi Tengah. Dilihat dari posisinya di permukaan bumi, wilayah Kabupaten Buol secara umum terletak di kawasan hutan dan lembah pegunungan serta kawasan lainnya terletak pada pesisir pantai yang sebagian terletak di perairan Laut Sulawesi.
Di Kota Buol, kami menginap di salah satu hotel yang terletak di pinggir pantai. Pada malam hari, setelah tidak ada suara televisi, deburan ombak air laut terdengar hingga di kamar hotel, seperti ada di dalam kapal laut. Terasa sangat alami sekali.
Ketika pulang, kami singgah kembali di Kabupaten Tolitoli. Pada dua belas tahun yang lalu, Buol masih merupakan bagian dari Kabupaten ini, yang saat itu masih bernama Kabupaten Buol Tolitoli. Setelah era reformasi, Tolitoli dan Buol masing-masing menjadi kabupaten. Di kota ini, kami memyempatkan belanja jajanan khas Tolitoli, diantaranya dampo (dodol yang terbuat dari durian), keripik dari buah nangka dan keripik dari buah sukun.
Perjalanan antara Kota Tolitoli menuju Kota Palu kurang lebih ditempuh selama sebelas jam. Sewaktu di perjalanan, di sekitar wilayah Tompe Kabupaten Donggala, kami berhenti beberapa saat untuk menyaksikan sunset, dan istirahat minum kopi.
Dengan segala kekayaan dan keindahan alamnya, bangsa Indonesia sepatutnya pandai bersyukur. Dengan mengaktualisasikan nilai-nilai syukur dalam segala praktek kehidupan, sehingga kekayaan dan keindahan alam ini dapat dikelola dan dimanfaatkan secara lestari bagi kesejahteraan bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Sulawesi Tengah.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Kabupaten Buol Dan “Pak De Nakal Ala 8 Ball dan NGAPZ”

Habis sahur iseng nyari gambar-gambar sangar, gak sengaja nemu website Kabupaten Buol (http://www.buolkab.go.id), yang lagi kena deface. (kurang kerjaan bener yang lakuin itu) yang menarik bukan hasil deface-nya tapi lagu background yang mengiringi. Sumpah pengen ketawa saat mendengarnya, Lirik , kritis “blak-blakan” dikemas dengan bahasa lucu. :D . Kabupaten BuolLagu yang berdurasi kurangd ari 4menit ini diawali dengan kata-kata menggelitik. Judulnya Pak De Nakal.  oleh 8 Ball dan NGAPZ.
Setelah ubek-ubek youtube akhirnya nemu lagu ini dalam bentuk video.  Ok.. lansung saja simak lagunya! kalau butuh lirik jangan khawatir sudah saya tulis dibawah video.
Bapak anggota dewan orang orang pilihan
Jangan malas gitu waktu rapat enak enakan
Amanat yang kau emban itu tanggung jawab
Bukan malah enak tidur di kursi terlelap
Sibuk sama handphone, atau baca koran
Sidang lagi seru malah asik sendirian
Yang di depan pidato dibelakang malah dongo
Gak taunya bapak sableng nonton video porno
Rakyat kelaparan bapak malah cabul
Nanti disumpah mandul hati-hati terkabul
Gak usah mikir gedung segala mau dirombak
Kalo mental yang di dalam masih ada yang rusak
Makan gaji buta lukai rakyat jelata
Bisa melihat nyata namun mata hati buta
Jangan nuntut lebih nanti dibilang lebay
Sudah tua bisa mikir jangan kayak alay
Bapak dewan mewakili rakyat
Bukan tidur tiduran atau baca koran
Bapak dewan anda pegang amanat
Bukan malas malasan gunakanlah pikiran
Waktu nyalonin diri janjinya muluk muluk
Kayak ayam lapar lantang nian kukuruyuk
Rebutin kursi empuk buat bisa nyantai
Pas terbuai harta tugas pokok jadi lalai
Janji manis tergadai bapak dewan terlena
Kesampingkan kepentingan diluar sana
Karena sekarang jadi rahasia umum
Disela rapat ada yang tidur dan juga mesum
Mungkin si om pengen gitu-gituan
mangkanya bikin hal yang gak karu-karuan
tapi sayang doi emang lagi apes
pas ke gab kasian muka pucet langsung nervous
emang sih om kliatan cukup normal
tapi ko kaya orang ga punya moral
kalo begini apa dia tau pasal
jangan-jangan pancasila aja kaga hafal
Bapak dewan mewakili rakyat
Bukan tidur tiduran atau baca koran
Bapak dewan anda pegang amanat
Bukan malas malasan gunakanlah pikiran
Tiap hari nonton tv nonton berita
disana-sini lagi heboh banyak cerita
ada cerita artis ada cerita bisnis
semua ga pernah kelar gak sampe finish
eh timbul kasus nonton video porno
film yang bunyinya oh yes oh no..
nah yang ke gab sebut aja om funky
yang berdasi pasti dia laki-laki
koleksi nya mungkin lebih dari 2 giga
belom tau yang lain jangan-jangan tak terhingga
kalo kampanye umbar janji sambil berlaga
tau-tau nya bikin malu keluarga
lagu ini bukan untuk sok tau
tapi kebenaran itu yang itu kita mau
kalo ada salah kata jangan nyolot
rakyat teriak Bapa jangan belaga bolot
Bapak dewan mewakili rakyat
Bukan tidur tiduran atau baca koran
Bapak dewan anda pegang amanat
Bukan malas malasan gunakanlah pikiran
Semoga sang admin segera mengetahui kalau website pemkab Kabupaten Buol kena deface dan segera diperbaiki. Kabupaten Buol adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Buol. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.507 km² dan berpenduduk sebanyak 117.028 jiwa.

CITRA SATELIT KAB. BUOL SULTENG


Pembuktian bahwa karakteristik sedimen yang berasal dari sungai daerah tangkapan sebagai penyebab terjadinya pendangkalan Danau limboto akan dibuktikan secara saintifik. Walaupun diketahui bahwa danau ini memiliki saluran keluar, namun memiliki peran relative kecil dalam mengangkut sedimen keluar dari danau. Melihat urut-urut foto udara Danau Limboto yang dilakukan pada beberapa periode, terlihat perubahan bentuk danau yang menunjukan terjadinya laju pengendapat relative tinggi.

CITRA SATELIT KAB. BUOL SULTENG


Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah memiliki potensi bahan galian mineral logam yang relatif besar, selaku konsultan geoteknik, CV. HATCO telah mengidentifikasi biji besi dan pasir besi disamping potensi emas dan tembaga.

HIP/CCM Bantah Rebut Lahan Petani Buol

HIP Bantah Rebut Lahan Petani Buol

Ilustrasi -- ANTARA/Jafkhairi/wt
Perusahaan kelapa sawit PT Hardaya Inti Plantation (HIP) membantah telah merebut lahan dari petani di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.

Lahan perkebunan kelapa sawit diperoleh HIP secara sah berdasar izin lokasi dan izin prinsip yang dikeluarkan oleh instansi berwenang tanpa berbenturan dengan masyarakat setempat.

Direktur PT HIP Bambang AS menjelaskan meski semua dokumen lahan memiliki keabsahan hukum namun pihaknya tetap akomodatif terhadap protes warga.

Perusahaan telah duduk bersama Pemda dan masyarakat setempat sejak 2000 dan telah dicapai kesepakatan bahwa Pemda akan memberikan ganti lahan. Oleh karena itu, jika masih ada yang kurang puas mestinya datang ke Pemda bukannya malah memprotes PT HIP.

Bambang menjelaskan bahwa pada Selasa (16/10), pihaknya telah menerima masyarakat yang tergabung dalam Forum Tani Buol (FTB) dan berhasil dicapai sejumlah kesepakatan.

Tapi disayangkan meski sudah tercapai kesepakatan, warga justru mendatangi sejumlah lembaga di Jakarta dan berkampanye lewat media massa, menyebarkan opini seolah-olah perusahaan telah bersikap jahat dengan mencaplok tanah warga.

Penjelasan Bambang AS ini disampaikan menyusul adanya protes dari beberapa orang yang tergabung dalam Forum Tani Buol yang menuding PT HIP telah menyerobot lahan warga, sehingga mereka datang ke Jakarta mengadukan permasalahan ini ke Walhi dan Komnas HAM.

Hal senada disampaikan Syarif Labboko, ketua Koperasi Plasma Fi Sabilillah, Buol yang juga merupakan tokoh petani Buol.

Ia menjelaskan masalah sengketa lahan warga dengan PT HIP telah diselesaikan secara musyawarah pada 2000 sehingga dirinya heran jika saat ini masih ada warga yang mengklaim tanahnya diserobot perusahaan.

Syarif menghimbau jika masih ada warga yang kurang puas mestinya membicarakannya dengan Pemda dan dengan koperasi plasma setempat, bukannya malah ke berbagai lembaga di Jakarta.

“Kalau mau menyelesaikan masalah mestinya duduk bersama dengan kita di Buol. Kalau berkoar-koar ke Jakarta pasti tidak akan menyelesaikan masalah karena ini  kan sebenarnya urusan Pemda,” katanya. (RO/OL-12)

Jatah "Dicuri", BBM Langka Di Buol

Jatah "Dicuri", BBM Langka Di Buols
Jakarta - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di kabupaten Buol, Sulawesi Tengah yang paling merasakan, pasalnya setiap hari jatah uang disuplai oleh Depo Pertamian di Lalos Kabupaten Toli-toli untuk warga tidak mencukup dan selalu ditemui antrian panjang kendaraan membeli BBM, seperti yang terlihat di SPBU di jalan Syarif Mansur, pusat Kota Buol.

Berdasarkan informasi yang dihimpun INILAH.COM, Kamis (24/05/12) di SPBU itu, ada yang unik, disamping antrian kendaraan, ternyata jerigen-jerigen yang juga ikut antri untuk diisi, padahal telah ada himbauan agar SPBU tidak lagi menerima pembeli jerigen. Akibatnya suplay untuk warga berkurang.

Sumber resmi INILAH.COM menyebutkan jika oknum masyarakat yang memiliki jerigen itu. Setelah membeli, ternyata ada oknum dari perusahaan kelapa sawit di Buol yang mengkoordinir. Mereka lah yang mengambil jerigen BBM itu ke rumah-rumah warga.

Jerigen bersubsidi ini lalui dibawah oknum dari perusahaan sawit untuk proses produksi yang akan dilakukan, termasuk BBM mesin potong di lokasi kebun sawit mereka.

Tokoh Masyarakat Buol, Rizal Min'un yang dihubungi INILAH.COM, Jumat (25/10/12) mengakui telah mengetahi persoalan itu. Perusahaan itu telah mengambil jatah BBM bersubsidi miliki masyarakat yang jauh lebih murah ketimbang harga BBM untuk Industri.

"Instansi berwenang harus segera menertibkan antrian jerigen itu karena .mengurangi jatah untuk masyarakat. Mereka membeli BBM bersubsudi," kata Gon, sapaan akrabnya. [rus]

Profil Kabupaten Buol


Wilayah Buol merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah yang beribukota di Lipunoto, secara geografis terletak di 0,35o- 1,20o LU dan antara120,12o- 122,09o BT. Daerah ini berbatasan dengan Laut sulawesi sekaligus berbatasn dengan Negara Philipina di utara, Kabupaten Toli-toli dan Kabupetn Parimo di selatan, Kabupetn gorontalo di Provinsi Gorontalo di timur, Kabupaten Tolitoli di barat. Luas wilayah daerah ini adalah 4.043, 57 Km2.
Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi 11 Kecamatan, (+100 Desa?), dan 7 Kelurahan. Daerah ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain di sektor pertanian dengan hasil pertanian yang utama berupa bahan tanaman makanan yang meliputi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, kedele untuk hasil perkebunan komoditi yang dihasilkan didaerah ini berupa kelapa dalam, cengkeh, kakao, jambu mete, lada, kopi robusta.
Pelabuhan Paleleh Buol
Pelabuhan Paleleh Buol
Dari komoditi perkebunan ini kelapa sawit menjadi komoditas unggulan, minyak goreng yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dengan kandungan asam lemak yang rendah, perusahan kelapa sawit ini selain menyediakan lapangan usaha dengan menyerap tenaga kerja, pengolahan perkebunan kelapa sawit ini juga memberikan pemasukan bagi kas Kabupaten.
Selain dari pertanian, Kabupaten Boul jiga memiliki potensi pertambangan terdapat potensi tambang emas, bijih besi, batu bara, pasir kuarsa, dan gas.
Dari hasil pertanian dan perkebunan ini berdampak besar juga terhadap perdagangan. Perdagangan menjadi tumpuan mata pencaharian penduduk setelah pertanian. keberadaan infrastruktur berupa jalan darat yang memadai akan lebih memudahkan para pedagang untuk berinteraksi sehingga memperlancar baik arus barang maupun jasa, daerah ini juga telah memiliki Bandara Pogugol yang terletak di Boul, Tiga buah Pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Leok, Pelabuhan Paleleh dan Pelabuhan Lokodidi, serta terdapat berbagai sarana dan prasarana pendukung diantaranya sarana pembangkit tenaga listrik, air bersih, gas dan jaringan telekomunikasi.
sumber :  http://paisbuol.wordpress.com

Ada Tiang Listrik Di Bahu Jalan, Gubernur Berang!



 
Ada Tiang Listrik Di Bahu Jalan, Gubernur Berang!

BAHU Jalan yang ‘ditumbuhi’ tiang listrik ini sempat menelan korban jiwa hingga tewas, kata Bupati Buol Amran Batalipu. Olehnya, diharapkan pihak Kimpraswil Sulteng bertanggujawab dalam membangun jalan Negara yang diperkirakan senilai Rp17 miliar itu. FOTO: ANDONO WIBISONO/MS


PALU, MERCUSUAR - Pembangunan Jalan Negara sepanjang Sembilan Kilometer (KM) dari wilayah Bodi – Paleleh Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol ternyata ada yang aneh. Di bahu jalan proyek itu terdapat tiang listrik yang sangat membahayakan pengguna jalan. Akibatnya, satu pengendara motor tewas!
Tak tanggung-tanggung, jumlah tiang listrik itu berjumlah 32 tiang. Yang masuk ke bahu jalan sebanyak delapan tiang. Rawannya jalan itu karena pembangunan jalannya sudah nampak mulus dan berkelok-kelok. Demikian investigasi langsung koran ini di lapangan (7/9) bersamaan dengan kunjungan Gubernur HB Paliudju dan Bupati Buol Amran Batalipu ke Paleleh meresmikan kantor cabang pembantu BPD Sulteng.
Tak dipindahkannya tiang listrik dari bahu jalan tersebut menunjukkan betapa lemahnya pengawasan baik yang dilakukan pihak ketiga (PT Jakarta Rencana Selaras) dengan pihak satuan kerja (Satker) Pembangunan Jalan Negara serta Kepala Dinas Kimpraswil Sulteng. Selain pengawasan, yang patut juga disorot yaitu perencanaan pembangunan jalan negara di instansi terkait provinsi. ‘’Harusnya kan dianggarkan dalam RAB. Karena PLN tidak ada dana. Bila tidak dianggarkan alasannya, maka perencanaan yang amburadul,’’ tandas Bupati Amran Batalipu ketika dimintai komentarnya. Ia juga sangat menyesalkan, akibat pembangunan jalan itu yang tidak terencana baik, warga tewas menabrak tiang listrik.
Ada beberapa pekerjaan pembangunan jalan di wilayahnya yang juga bersentuhan dengan keberadaan tiang listrik. Tapi, karena diplot anggaran untuk pemindahan tiang listrik ke pinggir jalan, maka hal itu dapat teratasi. ‘’Masalahnya, apakah ada kemauan untuk membangun lebih baik dan tidak membahayakan masyarakat. Anda bisa menilai sendiri,’’ aku Bupati yang PAD-nya naik hingga ratusan persen dalam tempo dua tahun kepemimpinannya.
Menurut sumber koran ini, ketika melintas di jalan tersebut, Gubernur HB Paliudju sempat berang melihat pembangunan jalan itu. ‘’Gubernur sempat marah-marah dengan kata-kata Nadoyo,’’ tutur sumber meyakinkan. Paliudju juga sempat menyaksikan rusaknya poros jalan Paleleh – kecamatan terujung Sulteng yang berbatasan dengan Provinsi Gorontalo.
Di sisi lain, proyek pembangunan Jalan Bodi – Paleleh ini juga papan proyeknya tidak memenuhi azas transparansi. Papan proyek yang sempat diabadikan koran ini tidak menyebut jumlah anggaran pembangunannya. Isi papan proyek hanya memuat panjang efektif dan panjang fungsional jalan, tanggal kontrak dan SPMK, waktu pelaksanaan, waktu pemeliharaan dan kontraktor pelaksana serta konsultan pengawas.
Sementara pihak pelaksana proyek, PT Bina Konstruksi Utama yang dikonfirmasi belum dapat dikonfirmasi. Data dari lpjk.org.com bahwa kontak teleponnya 0421 – 22xxx tidak diangkat kala dihubungi. Demikian pula dengan pihak konsultan pengawas PT Jakarta Rencana Selaras 021-7252xxx di Jakarta.

RUSAK PARAH
Parahnya jalan negara di wilayah Kabupaten Buol memang tergolong sangat parah kerusakannya. Tidak hanya tak beraspal. Tapi sebagian lubang dan longsor. Hal ini mengakibatkan biaya ekonomi tinggi. Seperti jalan Negara Desa Lakuan Buol, Desa Lakea 1, Desa Lakea 2, Desa Bukaan dan Desa Tuinan di Kecamatan Biau. Bahkan diselorohkan ‘’Dari Selamat Datang sampai Selamat Jalan seluruh Jalan Rusak Parah’’
Ha ini tidak mengada-ngada. Harian Kompas pernah melansir kerusakan jalan Negara di wilayah Sulawesi. Termasuk Sulteng (Kompas; 22 Desember 2008).
Di Sulawesi Tengah, di poros Buol-Parigi Moutong, fisik jalan sepanjang 40 kilometer tak hanya hancur, tetapi pada titik tertentu tertimbun longsoran material batu dan tanah setinggi 1 meter dari tebing kiri-kanan jalan.
Di Sulteng seluas 774 km jalan rusak.
Mantan Kepala Sub-Dinas Tata Ruang, Bina Program, dan Pengendalian, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Sulteng Yanmar Nainggolan seperti dikutip dari Kompas, mengatakan, anggaran dari APBD provinsi untuk pengadaan infrastruktur jalan hanya Rp 80 miliar-Rp 100 miliar per tahun.Untuk pemeliharaan jalan, dengan biaya minimal Rp 10 juta per kilometer, setiap tahun dibutuhkan dana hingga Rp 35 miliar. Menurut Yanmar, untuk peningkatan jalan, dibutuhkan biaya Rp 800 juta-Rp 1 miliar per km per tahun. Pembangunan jalan baru akan makan biaya Rp 2 miliar-Rp 2,5 miliar per km per tahun. Ia menunjuk contoh jalan Provinsi Sulteng panjangnya 2.037 km, tetapi anggaran pemeliharaannya hanya Rp 20 miliar-Rp 35 miliar.FAA/*
sumber :http://www.harianmercusuar.com

Keindahan Pulau Busak

Keindahan Pulau Di Daerah Kabupaten Buol Desa Busak, dapat dilihaat pada gambar,, begitu indah alam Kabupaten Buol,, tetapi sampai saat ini belum ada perhatian dari pemerintah untuk memperhatikan wisata alam ini....


Pulau ini terletak sekitar 15KM dari Pusat Kota Buol, dapat dilihat dari Jalan TRANS SULAWESI (BuoL - Tolitoli). Sangat disayangkan jika Pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata tidak memperhatikan Keindahan Alam ini.

Sekelumit cerita dari Kabupaten BUOL, Sulawesi Tengah

Sekelumit cerita dari Kabupaten BUOL, Sulawesi Tengah

Kali ini aku ceritakan tentang perjalanan tugas kantorku yang baru, yaitu kunjungan ke lokasi di Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah.
Gak pernah terbayangkan harus begitu jauuhhhhhhh aku melakukan perjalanan dinas kali ini. But, life must go on! Walaupun keadaan masih berduka karena ditinggal Mama, tp aku harus tetap melanjutkan hidup, demi Mama..demi orang tua tercinta. Aku ingin membuat mereka bangga karena punya anak seperti aku..:)
Tibalah saatnya berangkat!
Hari Kamis tanggal 17 November 2011 Jam 08.55 Wib, pesawat Batavia lepas landas dari bandara Soetta Jakarta. Lumayan pegel, 3 Jam di dalam pesawat!
Tiba di Bandara Manado Jam 1 siang, waktu di Manado 1 jam lebih cepat dari waktu di Jakarta. Hmm…cuaca sangat buruk, hujan deras, petir bersahutan.. Akhirnya kami menginap di Hotel Vina, hotel transit di dekat bandara. Semua disiapkan oleh pengurus di bandara Manado, dari mulai penjemputan sampai diantar ke Hotel.
Sore hari, aku sempatkan jalan – jalan ke kota Manado untuk cari cemilan, Nasi Padang, dan tambahan perbekalan :D Alhamdulilah di Manado ada Taksi Blue Bird yang membuatku aman jalan – jalan di kota sendirian..:)
Jam 7 malam aku kembali ke hotel dengan bawaan yang banyaakkkk untuk team yang juga berangkat ke lokasi besok.
Hotelnya lumayan nyaman. Luas, aman, dan murah meriah. Hanya saja disekitar hotel, ak cukup sulit menemukan rumah makan berlabel “halal”. Makanya, aku jauh-jauh ke kota untuk  cari makanan halal hehee….
Makan bersama di Hotel cukup seru! Dan setelah kenyang, kantukpun dengan mudah menyerang siapa saja yang kelelahan dan kekenyangan heheee….Akhirnya rombongan pun tepar di tempat tidur empuk masing – masing.
Esok hari, Jam 5 sudah bangun, sholat, sarapan pagi di Hotel. Dengan menu nasi goreng yang rasanya sangaatttt beda dengan nasgor di Jakarta hehee…Disini nasgor nya berwana merah yg bukan dari merah cabe (aku rasa sih begitu..), entah dari merah apaan..
Selesai makan, langsung berangkat ke Bandara. Disana, harus bayar Airport Tax sebesar Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah), dan setelah boarding, berangkatlah kami dengan pesawat jenis Casa 212, pesawat carter perusahaan, full dg penumpang 12 orang termasuk kru pesawat.
Karena ini pertama kalinya aku naik pesawat kecil, hmm…..lumayan deg-degan…di dalam pesawat berisik oleh suara mesin pesawat, tapi semua ketakutan itu terbayar sudah dengan pemandangan dari atas pesawat yang sungguh mengagumkan! Indaaaahhhhh bangeettttt alias So beautiful! Membuatku terus menyebut kebesaranNYA! Allahu Akbar!
Gugusan pulau nan cantik seperti kilauan mutiara dan emas, rasanya seperti inginnn menginjakkan kaki diatasnya…
Perjalanan ke Kabupaten Buol dari Manado memakan waktu 1,5 Jam dengan pesawat kecil. Tiba di Bandara Pogogul Kabupaten Buol Jam 10.30 Wib, udara segarrr…dan cuaca yang cerah menyambut kami dan kami sudah dijemput oleh staff kantor. Jarak dari bandara Pogogul ke kota kabupaten Buol 8 Km atau 30 menit saja. Dari sana, kami langsung menuju ke Hotel Sri Utami yang letaknya persis di belakang rumah Bapak Wakil Bupati Buol. Hotelnya cukup sederhana, tapi nyaman. Kamarku luas, dengan kamar mandi yang luas pula.
Bekerja disana, cukup mengasikkan, apalagi aku bisa bertemu dan berkenalan dengan warga sekitar yang baik dan ramah. Prinsipku, dimanapun aku berada, disanalah Allah ada, karena disini milik Allah disanapun milik Allah. Jadi, aku bisa menjalani semua ini dengan hati tenang.
Ditengah –tengah kesibukan, aku sempatkan untuk mengunjungi tempat wisata yang tak jauh dari kantorku yaitu Pantai Lentera. Pantainya bersiihhh…indah…pemandangannya betul – betul membuatku betah berlama – lama disana, bermain air, menyusuri pantai, mengagumi keindahannya….
5 hari berada disana, cukup melelahkan..tapi membawa kesan baik. Aku suka dengan pantainya yang indah.  Aku juga sukaaaa bangeettt dengan ikan bakarnya yang enaaakkkk dan murah meriah :D
Makan ber – 6 Gak habis duit 150 rebu! Mantappp…padahal itu ikan gede-gedeeeee bangettt, ciinn..heheeee……
Pokonya, selama disana, aku hanya makan ikan, breakfast, lunch, ato dinner! Aku puas – puasin makan ikan bakar nan lezatoooo….Hmmmm Yummyyyy…………
Oiya, di Buol ini, gak ada angkutan umum atau angkot dan semacamnya. Kecuali bis Damri dan sejenisnya yang mengangkut ke daerah Toli – toli dan sekitarnya. Untuk di dalem kota, Cuma ada angkutan umum: OJEK.. J
Ada yang unik yang baru aku temui, sepanjang jalan yang namanya sapi , hmm…..berjejer kayak pulau, lengkap dengan berbagai pose dan fashion nya! Makanya gak heran kalo kotoran sapi mengotori sebagian besar jalanan. J hehee… Kata orang – orang, inilah kandang terpanjang di dunia hehee….. herannya, konon ..pemilik sapi itu kenal lho dengan smua sapi – sapi miliknya, walopun mereka berkeliaran di jalanan…Saluutttt…..Ga ada yang nyuri, ga ada yang rese sama sapinya. Pokoke itu sapi SAVE alias AMAN. Hehe…
Waktu aku kesana, sedang ada pengaspalan jalan biar licinnn kayak jidat gue hehee… :P Tapi, jalan menuju ke bandara Pogogul rusak, banyak lubang disana sini..
Kantor Bupati Buol terletak diatas bukit, sangat indah. Tapi sayangnya aku belum sempat jalan – jalan kesana..hmm…mudah – mudahan next time bisaa aku bagi ceritanya dan juga fotonya yaa….ditunggu aja!
Disaat pulang, aku udah pesan tiket Manado – Jakarta di Jam 2 siang, tapi hmm…lagi –lagi aku dihadapkan pada sedikit masalah, sehingga aku harus canceled ke Jakarta, diundur dihari berikutnya. Esok harinya, aku bisa pulang ke Jakarta melalui Manado.
Selaian kru pesawat, aku dan rekanku “Mas Andi” penumpang di hari itu. Horeee…..selesai sudah perjalanan pertamaku ke Kabupaten Buol. Rencananya siih, aku mau ke Buol lagi untuk beberapa urusan kantor. Semoga perjalanannya lancar, dan baik – baik saja. Mengingat cuaca akhir – akhir ini betul – betul unpredictable alias gak bisa ditebak, sulit diprediksi.
Bercerita oleh – oleh ciri khas Buol, aku Cuma dapet Gula Aren dengan bentuknya yg khas. Hal ini wajar, karena di Buol sangattttt banyak pohon kelapa yang berderet dimana – mana..
Oya, satu informasi lagi, untuk ke Kabupaten Buol, bisa dilakukan dengan jalan darat melalui Gorontalo atau Palu. Kalo mau naik pesawat kecil, ada jadwalnya nih:
Pesawat Express Air
Harga tiket :± 500 ribu per orang
Jadwal terbang: 3 Kali seminggu yaitu Hari SENIN – RABU – JUM’AT
Route: Palu - Toli-toli
Contact Person: 085395148807

Atau bisa melalui route:
Jakarta - Gorontalo  , by Sriwijaya/Garuda/Lion Air
Gorontalo ke Buol , melalui jalan darat yg memakan waktu +/- 8-10 Jam, bisa pakai travel atau sewa mobil
Semoga informasi dan sekelumit ceritaku kali ini bisa membuat pencinta blog’ku terbantu dan betah menunggu cerita2ku selanjutnya…J
Happy Reading…! J
Sumber : http://lovanieea.blogspot.com/2012/01/sekelumit-cerita-dari-kabupaten-buol.html








Bank dunia kucurkan dana 150 miliar buat kab.buol

Bank dunia kucurkan dana 150 miliar buat kab.buol



Setelah menunggu hampir tiga tahun,

akhirnya Bank Dunia merealisasikan bantuannya

ke kabupaten Buol. Bantuan senilai Rp150 miliar

itu, dalam bentuk pembiayaan tiga paket kegiatan

yaitu, paket pembangunan jalan Lakuan-Buol

dengan target panjang 16,1 kilometer,

pembangunan jembatan dengan panjang

bentang 220 meter dan pembangunan jembatan

Negeri Lama Buol dengan panjang bentang 165

meter.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Daerah Provinsi

Sulawesi Tengah Ir H Moch Noer Mallo M.Si

mengemukakan, kegiatan ini sebenarnya sudah

berlangsung lama sejak 2007 bahkan telah

beberapa kali dipresentasikan baik di Palu maupun

di Jakarta. Namun dipengujung 2009, Bank Dunia

baru merealisasikan proyek tersebut setelah

semua kendala teknis yang mengganjal bisa

diselesaikan dengan baik. Noer Mallo mengatakan,

beberapa waktu lalu Bank Dunia telah

menerbitkan NOL-nya yang menandai

persetujuan lelang proyek ratusan miliar di

kabupaten Buol. Sayangnya persetujuan Bank

Dunia tersebut masih menyertakan sejumlah

catatan-catatan penting yang harus

dirampungkan. ‘’Alhamdulilah kurang dari satu

bulan klarifikasi dan penjelasan yang diminta Bank

Dunia tersebut bisa dipenuhi. Besok (hari ini)

lelangnya sudah digelar,’’ katanya.

Masih menurut Noer Mallo, paket ESH-01 the

eastern Indonesia national road development

project (EINRP) yang dibiayai atas bantuan

pemerintah Australia itu, adalah buah dari

perjuangan panjang selama tiga tahun.

Panjangnya waktu yang dibutuhkan tersebut

disebabkan syarat Bank Dunia yang sangat ketat.

Misalnya soal dukungan pembebasan lahan, pihak

Bank Dunia tidak mau percaya begitu saja tanda

tangan warga yang menyerahkan tanahnya

untuk pembangunan jalan. Pihak Bank Dunia kata

Noer Mallo, menurunkan sendiri orang-orangnya

untuk mengecek langsung apakah warga benar-

benar menyerahkan tanahnya secara ikhlas atau

rekayasa.

Di tempat yang sama Sekretaris PU Sulteng, Ir H

Iskandar Nongtji MM, mengemukakan, paket

pembangunan jalan ESH-01 telah beberapa kali

disampaikan oleh Gubernur Paliudju kepada

masyarakat dan pemerintah Buol. ‘’Saat pelantikan

anggota DPRD Buol, masalah ini kembali juga

disinggung oleh Pak Gubernur, alhamdulilah

proyek tersebut akhirnya terealisasi juga,’’ kata

Iskandar.

Ia menambahkan, proyek multi years contract

tersebut penandatanganan kontraknya

diperkirakan pada akhir 2009.

Lebih jauh Iskandar mengatakan, suksesnya

proyek tersebut tidak terlepas dari peran serta dan

dukungan Bupati Buol Amran Batalipu khususnya

terkait dengan penyelesaian administrasi dan

lapangan. Bahkan ruas jalan nasional juga telah

disiap dibangun karena telah sesuai dengan ruang

milik jalan (rumija) itu berarti sudah sesuai

dengan undang-undang maupun peraturan

pemerintah tentang jalan. ‘’Ini semua tidak

terlepas dari dukungan penuh warga dan Bupati

Buol, sehingga persoalan lahan yang selama ini

kerap menghambat kelancaaran pekerjaan bisa

teratasi. Mestinya pemerintah di daerah lain di

Sulawesi Tengah mencontoh apa yang dilakukan

oleh pemerintah Buol,’’ demikian Iskandar. (yar)


sumber : Yardin Hasan Private

Mengenal Sekilas Tentang Buol


Kabupaten Buol, berjarak sekitar 573 kilometer dari Kota Palu. Melalui darat, jarak ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 18 jam. Dengan kondisi jalan rusak di beberapa bagian dengan lubang-lubang selebar 20-50 sentimeter kedalaman 5-10 sentimeter.Kondisi serupa, tapi tak sama dijumpai bila memasuki kabupaten ini dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Bila menggunakan jalur laut, bisa menggunakan kapal Pelni dari pelabuhan Pantoloan (Palu) ke pelabuhan Dede (Tolitoli) kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kapal yang lebih kecil dengan tujuan ke Buol.
Prasarana yang rusak membuat jarak 152 kilometer dari kabupaten tetangga di bagian timur itu ditempuh dengan waktu asntara 7-8 jam. Kondisi jalan yang belum mulus masih ditambah dengan minimnya daya listrik. Listrik yang berkapasitas 2.690 kw hanya mampu berfungsi 12 jam: saat magrib hingga menjelang matahari terbit. Kebutuhan listrik siang hari di perkantoran disuplai mesin diesel milik sendiri. Sarana telekomunikasi, saat ini sudah beroperasi telepon seluler.
Kabupaten Buol dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999, memiliki satu bandar udara dan empat pelabuhan. Bandara Pogogul, seperti nama gunung yang terlihat saat memasuki perairan kabupaten ini dari lautan lepas, terletak di Desa Lamadong, Kecamatan Momunu. Bandara yang dikelola Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, memiliki landasan pacu 750 m dengan lebar 23 meter. Setiap hari Rabu, landasan yang berupa lapangan rumput ini disinggahi pesawat Cassa 212 milik Merpati. Pelabuhan laut Buol masing-masing Pelabuhan Leok, Paleleh, Kumaligun, dan yang terbesar Pelabuhan Lokodidi, mampu dirapati kapal dengan kapasitas di atas 1.000 gross ton.
Pelabuhan Lokodidi di Kecamatan Bunobogu berfungsi sebagai pelabuhan utama lalulintas penumpang dan barang. Pelabuhan ini menjadi penunjang kegiatan ekonomi di bidang perdagangan. Barang-barang kebutuhan masyarakat, seperti sandang, papan, dan elektronik, yang tidak dapat dipenuhi sendiri, didatangkan dari Surabaya. Komoditas kabupaten ini lebih banyak berasal dari perkebunan seperti kopra, kakao, kopi, dan cengkeh. Tanah Buol cocok ditanami bahan pangan, seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang kedele, dan kacang hijau, dan menjadi gantungan hidup 57 persen penduduk.
Bila melihat penduduk yang terlibat dalam lapangan usaha pertanian secara keseluruhan, kegiatan ekonomi ini menjadi mata pencarian utama yang menyerap tidak kurang 73 persen penduduk. Pertanian merupakan kontributor utama kegiatan ekonomi Buol. Dari berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan Buol, kelapa sawit menjadi komoditas unggulan. Tanaman ini menurut hasil pengujian salah satu pabrik minyak goreng di Surabaya, menghasilkan minyak goreng kualitas tinggi. Kandungan asam lemaknya kurang dari tiga persen. Lokasi perkebunan kelapa sawit Buol di Kecamatan Bunobogu, Bokat, dan Biau. Kelapa sawit itu diolah dalam satu pabrik minyak berkapasitas produksi 45 ton TBS per jam. Perusahaan kelapa sawit swasta yang beroperasi di Buol sejak tahun 1994 ini menampung sekitar 3.282 tenaga kerja. Selain menyediakan lapangan usaha, pengolahan perkebunan kelapa sawit ini memberikan pemasukan bagi kas kabupaten.
Selain dari pertanian, Buol memiliki potensi pertambangan. Di Kecamatan Paleleh, misalnya, terdapat potensi tambang emas dan biji besi. Kecamatan Momunu memiliki batu bara dan di Kecamatan Biau terdapat pasir kwarsa dan gas. Sayangnya, belum ada data akurat mengenai deposit potensi tambang ini. Perbaikan sarana dan prasarana perhubungan darat akan membantu kabupaten ini mengembangkan potensi sumber kekayaan alam hayati yang dimiliki.